top of page

LITHOSPHERE
⦁ Lithosphere -> Lapisan terluar kulit bumi
 
Litosfer, yaitu lithos yang berarti batuan dan sphaira yang berarti lapisan. Litosfer merupakan lapisan terluar] dari bumi yang ketebalannya kira-kira 405 km. Kadang-kadang lapisan I yang padat dan kaku ini disebut juga lapisan kerak bumi. Semakin kel dalam, temperatur litosfer semakin meningkat seiring dengan bertam-bahnya kedalaman. Peningkatan temperatur tersebut rata-rata sekitarl 3°C tiap-tiap kedalaman bertambah 100 meter dari permukaan bumiif Bagian teratas dari litosfer itu tersusun atas dua bagian, yaitu:
Lempeng/kerak samudra (Oceanic crust), ketebalannya 0 -101 Lempeng samudra umurnya lebih muda sebab terbentuk pembekuan magma yang mengalir pada zona divergensi di teng lautan.
Lempeng/kerak benua (Continent crust), ketebalannya 0-65 Lempeng benua lebih tua umurnya daripada lempeng samud sebab terbentuk dari daratan benua tua yang telah terpecah-pe ratusan juta tahun yang lalu. Materi pembentuknya lebih rir sehingga pada gerakan lempeng tektonik, pinggir-pinggir lempeng benua akan terdorong ke atas. Pada gerakan lempeng tektonik tersebut, lempeng samudra yang relatif tipis tetapi berat jenisnya lebih besar akan memotong pinggir benua dan selanjutnya menyusup ke dalam menuju lapisan asthenosfer yang kemudian dicairkan kembali menjadi magma.
Materi pembentuk litosfer terdiri atas berbagai oksida terutama oksida silikat (SiO2). Lempeng samudra maupun lempeng benua disebut juga sial karena kedua lapisan ini terdiri atas oksida silikat (SiO2) dan oksida aluminium (A12O3).
1. SiAl yaitu lapisankulit bumi yang tersusun dari logam Silisium dan Alumunium (dalam bentuk senyawa SiO2 dan Al2O3)
2. SiMa yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun dari logam-logam Silisium dan Magnesum (dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO
Jenis batuan yang dominan adalah granit, seynit, riolit dan trahit. Sedangkan sub lapisan di bawah sial adalah sima yaitu sub lapisan yang terdiri atas silisium dan magnesium. Dari perhitungan yang dilakukan para ahli, kira-kira 60% dari material penyusun litosfer merupakan oksida lainnya seperti besi, kalsium, natrium, kalium, magnesium, titanit dan mineral lain yang jumlahnya kurang dari 1%. Berat jenis lapisan litosfer adalah kira-kira 2,8.

 

  SIKLUS BATUAN

⦁ Batuan Beku :

Batuan beku terjadi dari pembekuan magma yang berasal dari dalam, bumi. Menurut tempat membekuny; dibedakan atas :
1. Batuan Beku Dalam, Terjadi di dalam magma, dengan penurunan suhu secara perlahan. Penurunan suhu secara perlaha tersebut menyebabkan krbtalnya terjadi dengan sempurna (Plutonik). Contoh batuannya batu granit.
2. Batuan Beku korok, Terbentuk di antara magma dengan kawah atau lubang-lubang yang terjadi di sekitar gunung api. Strukti batunya beragam tergantung dari penurunan suhunya. Strukturnya disebut sebagai Porfirit dan conto batuannya adalah granit porfirit.
3. Batuan Beku Luar, Pembekuan yang terjadi secara tiba-tiba di luar gunung api menyebabkan hablurnya halus seperti kace sehingga disebut batu kaca atau Obsidian. Jika telah mencapai permukaan bumi dan mengandung banya gas, akan menjadi batu apung.

 


 


⦁ Batuan Sediment :

Batuan sedimen berasal dan pelapukan atau pengikisan batuan beku, oleh gaya eksogen seperti aktivitas angir sinar matahari, tumbuhan dan manusia. Ciri utama batuan sedimen adalah berlapis-lapis. Berdasarkan tenaga yang mengangkutnya terbagi atas :
•     Aquatis oleh air
•     Aeolis oleh angin
•     Glasial oleh es
Berdasarkan tempat pengendapannya :
• Sedimen Tenistris (daratan)
• Sedimen Fluvial (sungai)
• Sedimen Limnis (rawa)
• Sedimen Marine (laut)
• Sedimen Glasial (Gletser)
• Sedimen Marginal (Pantai)
Sediment Klastis         Sediment Organis

 


 

Organis Chemis         Chemis
 

 
 

⦁ Batuan Metamorf

adalah batuan yang telah mengalami perubahan. Faktor perubahannya adalah tekanan dan suhu.
Batuan Mefamorfosis Termal, yang paling menentukan adalah suhu. Contohnya adalah perubahan magma granit yang panas menjadi bati manner setelah menembus lapisan batuan Ramping. Jika dalam perubaban tersebut terlalu banyak gas akar menyebabkan terjadinya peristiwa pneumatolisis, yaitu. terbentuknya mineral baru. Seperti terjadi bati zamrud dan timah.
Batuan Metamorfosis Dinamo, Pada pembentukan batuan ini yang berperan adalah tekanan. Batuan sedimen karena pengaruh tekanar akan beruban menjadi batu Sabak atau Serpih yang bisa dibelah menurut bidang datar. Contoh: Batu tulis dari antrasit (batu bara muda)

  

 

 

Asthenosfer (selubung atas), Lapisan kedua di bawah litosfer adalah lapisan yang Hat dan pijar yang mencakup lapisan pada kedalaman 405 – 750 km (ketebalan 345 km). Asthenosfer disebut juga lapisan sub-stratum yaitu suatu lapisan yang menghasilkan magma dan mendorongnya ke dalam dapur-dapur magma. Temperatur lapisan ini mencapai 1.300°C hingga 1.500°G Lapisan asthenosfer bersifat laten yaitu kehilangan sifat cairnya karena tekanan yang besar, tetapi akan cepat menjadi cair apabila terjadi pengurangan tekanan akibat deformasi tektonik, misalnya terjadi patahan. Karena sifat yang liat dan pijar inilah maka seolah-olah lapisan litosfer yang kaku terapung-apung di atas lapisan asthenosfer.
Lapisan mantle (selubung bawah), Lapisan mantle merupakan lapisan antara yang lebih tebal di antara lapisan-lapisan bumi yang lain yaitu sekitar 2.916 km. Lapisan ini merupakan lapisan yang panas dengan temperatur 1.500°C – 3.000°C, sehingga batuan berada dalam keadaan cair dan pijar. Berat jenis lapisan mantle rata-rata di atas 5.
Barisfer luar,  Barisfer luar merupakan lapisan dalam di bawah lapisan mantle dengan ketebalan sekitar 2.236 km. Lapisan ini dalam keadaan cair sepanjang waktu dengan temperatur 3.000°C – 4.500°C.
Barisfer dalam (inti bumi), Inti bumi adalah bagian paling dalam dari bumi yang berbentuk bola raksasa yang pijar tetapi padat (solid) meskipun temperaturnya rata-rata 5.000°C. Lapisan inti bumi selalu dalam keadaan padat sebab mendapat tekanan yang sangat besar oleh gaya berat lapisan di atasnya, yaitu sebesar 4.000 ton pada setiap 1 cm2 permukaannya. Tekanan sebesar ini menyebabkan inti bumi kehilangan sifat cairnya. Sebaliknya, inti luarnya selalu dalam keadaan cair karena tekanannya lebih kecil. Lapisan inti, baik luar maupun dalam disebut lapisan nife karena terdiri dari niccolum (nikel) danferrum (besi).
Lapisan kulit bumi adalah rumah yang besar bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Di lapisan ini terbentuk ekosistem yang merupakan kesatuan dan keterkaitan antara unsur-unsur lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Manusia dapat memanfaatkan lapisan kulit bumi. Contoh pemanfaatan lapisan kulit bumi adalah sebagai berikut:
Lahan bercocok tanam dan perikanan, Lapisan terluar dari kulit bumi terdiri atas lapisan tanah yang mampu menumbuhkan berbagai macam tanaman. Oleh sebab itu, lapisan ini dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan per-kebunan. Selain itu, usaha perikanan darat dan laut juga mampu dikembangkan karena tersedia air dan sumber mineral untuk menunjang kehidupan di lingkungan perairan.
Sumber bahan mineral, Di dalam kulit bumi, terdapat berbagai macam jenis mineral yang terbentuk melalui proses geologi yang panjang, misalnya: batu bara, berbagai jenis logam, minyak, dan gas bumi. Dengan bahan-bahan ini, manusia dapat melakukan aktivitas pertambangan baik pertambangan tertutup maupun pertambangan terbuka di daratan maupun di lepas pantai.
Sumber cadangan air tanah, Lapisan tanah menyimpan cadangan air dalam jumlah besar terutama pada lapisan aquifer. Air tanah dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan didapatkan dengan cara memompanya baik secara manual maupun dengan pompa elektrik. Selain itu, air yang tertampung di dalam tanah sebagian akan keluar sebagai mata air yang menyuplai air pada sistem aliran sungai, dan sebagian lagi tetap tersimpan di dalam sungai-sungai bawah tanah.
TENAGA GEOLOGI
Permukaan bumi terbentuk dalam jutaan tahun oleh dua tenaga, yaitu Endogen (dari dalam bumi) dan Eksogen (dari luar bumi). Keduanya membuat keseimbangan di beberapa bagian muka bumi, tetapi kadang-kadang tidak.
Tenaga Endogen, Sifat tenaga ini adalah membangun muka bumi atau geomorfologi bumi. Tenaga Endogen dapat dibedakan atas •
Tektonisme, proses pelipatan/.sesaran atau pun patahan yang .terjadi dalam perut bumi.
Vulkanisme, Semua hal yang berhubungan dengan.naiknya magma keatas permukaan bumi, meletusnya gunung api atau. hal-hal yang berhubungan erat dengan kejadian pegunungan..;.
Seisme (Gempa Bumi), Adalah gerak atau getaran kulit bumi. Ada tiga macam gempa, yaitu :
Gempa Tektonik
Gempa Vulkanik
Gempa Runtuhan/ terban.
Gempa Buatan
Tenaga Eksogen, Tenaga eksogen bersiap merusak dan mengikis kulit burni, terutama pada bagian-bagian yang tinggi. Faktor yang berperan sebagai tenaga eksogen adalah.: sinar mataharj, angin, es.dan.makhluk hidup.

TEKTONISME
Berdasarkan kecepatan gerakan dan luasnya daerah yang terpengaruh, tektonisme terbagi atas :
1.      Gerak Epirogenetik, Pergeseran kulit bumi yang berlangsung lambat dan dalam waktu lama, macamnya
⦁ Epirogenetik Positif, adalah gerakan yang mengakibatkan lapisan kulit bumi menurun, sehingga permukaan air laut akan terlihat naik.(turunnya pulau-pulau di Indonesia Timur)
⦁ Epirogenetik Negatif, adalah gerakan yang mengakibatkan lapisan kulit bumi naik, sehingga permukaan air lau akan terlihat menurun (naiknya daratan seperti naikn/a Pulau Timor).


  

2.      Gerak Orogenetik, Merupakan  gerak  pembentukan  pegunungan,  berlangsung  relatif cepat.   Pada  peristiwa  ini  terjadi perpindahan lapisan kulit bumi.
⦁ Lipatan (Fold)
adalah suatu penampakan permukaan bumi akibat dari tenaga tektonik yang menekan dengan arah horizontal dan tekanan vertikal pada permukaan kulit bumi yang elastis. Bagian lipatan yang menurun disebut dengan sinklinal dan bagian yang terangkat dinamakan sebagai antiklinal.

 


⦁ Patahan/Sesar (Faoult)
 Patahan adalah bentuk kulit bumi yang retak atau patah akibat dari tekanan dengan arah horizontal dan vertikal oleh tenaga tektonik pada permukaan kulti bumi yang tidak elastis. Bagian permukaan bumi yang mengalami keretakan atau patah ini disebut bidang patahan. Sedangkan bagian patahan yang telah bergeser disebut juga dengan faoult atau sesar. Pergeseran pada bagain tersebut biasanya terjadi baik secara vertikal maupun horizontal. Contoh hasil Orogenesa pada permukaan kulit bumi adalah deretan Lekukan Mediterania.

Akibat dari tenaga tektonik yang menekan permukaan kulit bumi ini, membentuk beberapa macam patahan, di antaranya adalah sesar naik dan turun, graben dan horst, dan sesar mendatar.
(1) Sesar Naik dan Sesar Turun, Patahan yang pada bagian atap sesarnya bergeser turun terhadap alas sesarnya disebut dengan sesar turun, sedangkan patahan yang bagian atap sesarnya bergerak ke atas disebut dengan sesar naik. Apabila jarak pergeseran pada sesar naik hingga mencapai beberapa km dengan kondisi bagian yang satu menutup bagian yang lain disebut dengan sesar sungkup. Salah satu contoh sesar di Indonesia adalah dareah patahan yang dikenal dengan zone patahan semangko, yaitu patahan yang terdapat di Bukit Barisan. Patahan ini memanjang dari Sumatra Utara sampai ke Sumetra Selatan yaitu Teluk Semangko.
(2) Graben dan Horst
 
Graben/slenk adalah patahan yang berbentuk jalur batuan pada dua bidang sesar yang hampir sejajar, sempit, dan panjang. Sedangkan patahan yang bagiannya meninggi, sehingga muncul pada daerah di sekitarnya disebut juga denga horst.
(3) Sesar MendatarSesar, adalah patahan berbentuk tegak lurus yang bergeser secara horizontal, tetapi ada sedikit yang bergeser secara vertikal. Sesar jenis ini pada umumnya ditemui di daerah-daerah yang terjadi perlipatan dan pensesaran naik. Salah satu contoh sesar mendatar yang ukurannya besar terdapat di San Andreas (California), Filipina, dan Taiwan. Sementara itu, di Indonesia, sesar mendatar terdapat di dalam lapisan neogen muda di daerah Kefamenanu, Timor.

 

VULKANISME
Merupakan peristiwa naiknya magma ke permukaan bumi. Magma yang telah berhasil mencapai permuka bumi disebut ekstrusi dan tempat keluarnya magma tersebut disebut sebagai gunung api. Erupsi adalah peristiwa meletusnya gunung api dengan tanda utama naiknya magma ke permukaan bumi dengan segala peristiwa yang menyertainya. Berdasarkan bentuk lubang keluamya magma, dibedakan menjad
Erupsi Linier, Gerakan magma menuju permukaan bumi melalui celah-celah atau retakan-retakan disebut erupsi linear atau erupsi belahan. Erupsi linear menghasilkan lava yang cair dan membentuk plato, misalnya Plato Sukadana (Lampung), Columbia (Afrika Selatan), serta daerah yang mengelilingi Kutub Utara, seperti Tanah Hijau, Iceland, Asia Utara, dan Spitsbergen.
 
Erupsi Area, Karena letak magma yang terlalu berdekatan dengan permukaan bumi, maka terjadi erupsi dalam skala luas, atau menyebar.
 
Erupsi Sentral, Magma keluar dalam bentuk memusat, sehingga terjadi pembentukan gunung tipe strata. Tipe gunung Strato adalah jenis gunung api terbanyak di Indonesia. 

Erupsi Campuran, Erupsi campuran menghasilkan gunung berapi strato atau gunung berapi berlapis. Erupsi ini terdiri atas bahan- bahan lepas dan lava. Hampir seluruh gunung api di Indonesia adalah gunung api strato.
 

Ekstrusi Magma

          

Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar ke permukaan Bumi dan membentuk gunung api. Hal ini terjadi apabila tekanan gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit Bumi sehingga menghasilkan letusan yang sangat dahsyat. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan terjadinya gunung api. Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa terjadi di lautan.Oleh karena itu gunung berapi bisa terjadi di dasar lautan. Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu:
1. Ekstrusi linear

 


terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Islandia, dan deretan gunung  api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

2. Ekstrusi areal
 
terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km2.
3. Ekstrusi sentral
 
terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain.

TIPE GUNUNG API
a.Berdasarkan Bentuknya
1.Gunung Api Perisai
 
Berbentuk kerucut dengan lereng landai dan aliran lava panas dari saluran tengah.Daerah persebaran magma luas serta proses pendinginan dan pembekuannya pelan. Frekuensi letusan umumnya sedang dan pelan dengan jumlah cairan lava cair yang banyak.
2.Gunung Api Kubah
 
Gunung ini berbentuk kerucut cembung (konvek) dengan lereng curam.Aliran lava yang kental dari saluran pusat mengakibatkan aliran lava lambat dan membentuk lapisan yang tebal. Proses pendinginan dan pembekuan lava cepat. Banyak lava yang membeku di saluran, akibatnya saluran menjadi tertutup.Letusan yang sangat keras dapat terjadi akibat tekanan dari dalam Bumi yang tersumbat. Seluruh bagian puncak gunung api pun dapat hancur dan lenyap seketika.

3.Gunung Api Strato
 
Gunung ini mempunyai bentuk kerucut berlereng curam dan luas yang terdiri atas banyak lapisan lava yang terbentuk dari aliran lava yang berulang-ulang.Lava dapat mengalir melalui sisi kerucut.Sifat letusan keras.
4.Gunung Api Lava Pijar dan Abu
Bentuk kerucut simetris dengan lereng cekung (konkaf) yang landai. Bahan atau emisi berupa asap, debu lembut, dan bau sulfur menyengat. Sifat letusan sedang.Contoh : Gunung Paracutin di Mexico.

Intrusi Magma
 
Penerobosan magma ke permukaan bumi tetapi belum sampai ke permukaan disebut intrusi magma. Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan sebagai berikut.
⦁ Keping intrusi atau sills, yaitu sisipan magma yang membeku di antara dua lapisan litosfer, relatif tipis, dan melebar.
⦁ Batolit, yaitu batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, karena penurunan suhu yang sangat lambat.
⦁ Lakolit, yaitu batuan beku yang berasal dari resapan magma di antara dua lapisan litosfer dan membentuk bentukan seperti lensa cembung.
⦁ Gang atau dikes, yaitu batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan- lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
⦁ Diatrema, yaitu batuan pengisi pipa letusan, berbentuk silinder mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi.

Tipe letusan gunung api, berdasarkan letusannya tergantung pada kekuatan gas. Dan Escher membagi tipe letusan berdasarkan tekanan gas dan derajat kecairan lava. Adapun urutan tipe-tipe tersebut adalah :
⦁ Tipe Hawaii, Tipe Hawaii terjadi karena lava yang sangat cair dan bentuknya seperti perisau atau tameng dan mengalir ke segala arah.  Skala letusannya relatif kecil namun memiliki intensitas yang cukup tinggi. Beberapa gunung yang memiliki Letusan Tipe Hawaii adalah Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii.
⦁ Tipe Stromboli, Letusan yang memiliki interval waktu yang hampir sama.  Gunung api Stromboli di Kepulauan Lipan jarak waktu letusannya lebih kurang 12 menit.  Jadi setiap kurang lebih 12 menit lava mendidih, kemudian terjadi letusan.  Bom, lipari dan abu dilontarkan keluar.  Gunung-gunung yang mengalami letusan seperti Tromboli adalah Vesivius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
⦁ Tipe Vulkano, Tipe letusannya mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta bahan-bahan padat dan cair atau lava. Tipe letusan ini dikelompokkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman dapur magmanya.  Dapur magma yang bervariasi dari dangkal sampai dalam, sehingga memiliki tekanan yang sedang sampai tinggi. Daya rusak yang dihasilkan cukup besar.  Beberapa gunung yang memiliki Letusan Tipe Vulkano adalah Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Semeru di Jawa Timur.
⦁ Tipe Merapi, Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah.  Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat sehingga sumbatan terangkat pecah-pecah.  Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas yang akhirnya terlempar keluar.  Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine.  Selain itu, terjadi pula awan panas atau gloedwolk atau sering disebut wedhus gembel.  Tipe letusan merapi sangant berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.
⦁ Tipe Pele, Letusan tipe ini biasanya terjadi jika di puncak gunung api terdapat sumbatan kawah yang bentuknya seperti jarum sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar.  Apabila sumbatan kawah tidak kuat, maka gunung tersebut meletus.
⦁ Tipe St. Vincent, Tipe letusan ini terjadi pada gunung api yang mempunyai danau kawah.  Selanjutnya, jika gunung apu tersebut meletus, air danau kawah akan tumpah bersama lava.  Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya, misalnya letusan Gunung Kelud pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent pada tahun 1902.
⦁ Tipe Perret, Tipe letusan ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan karena ledakannya yang sangat dahsyat.  Pada tipe ini, material yang dilemparkan mencapai ketinggian sekitar 80 km.  Memiliki ciri seperti letusan tiangan, gas yang sangat tinggi, dan dihiasi oleh awan menyerupai bunga kol di ujungnya. Letusan tipe ini dapat membobol puncak vulkan hingga dinding kawah melorot atau melemparkan kepundan, misalnya letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 dan St. Helens pada tanggal 18 Mei 1980.

 

Bahan-bahan yang dikeluarkan gunung api:
⦁ Benda padat(efflata), Seperti Bom (batu. besar),’ lapili (batu kecil-kecil), Pasir, dan debu
⦁ Benda cair (effusive), seperti Lava dan air
⦁ Benda Gas (ekhsalasi), Terdiri atas Solfator ( H2S), Fumarol (H20) dan Mofet ( C02)
⦁ Tanda-tanda gunung api akan meletus :
suhu sekitar kawah naik
sumber mata air kering
terjadi gempa vulkanik berkala
perpindahan hewan atau pergi menjauhi gunung
⦁ Tanda – tanda beristirahatnya gunung api atau Post Vulkanisme seperti :
keluarnya gas (ekhsalasi)
keluarnya sumber air panas
timbulnya air makdanl
terciptanya geyser
GEMPA BUMI
Terjadi karena adanya pelepasan kekuatan yang berada dalam perut bumi. Energi yang timbul diubah menjadi energi gerak. Lapisan batuan berusaha mencari keseimbangan dalam peristiwa ini.
Menurut penyebabnya terbagi atas :
Gempa Tektonik, terjadi karena adanya pergeseran dalam lempeng bumi.
Gempa Vulkanik, terjadi karena adanya letusan gunung api.
Gempa runtuhan, biasa tenjadi pada daerah kapur atau pertambangan.
Gempa buatan, terjadi akibat ledakan bom, runtuhnya gedung
Hiposentrum, Episentrum, Pleistoseista, Isoseista
Istilah teknis yang berkaitan dengan gempa bumi :
Hiposentrum  : tempat asal mula getaran gempa atau pusat gempa di dalam perut bumi
Episentrum : pusat gempa di permukaan bumi, posisinya tegak lurus dari hiposentrum
Gelombang Longitudinal atau gelombang primer, dengan kecepatan 7-14 km/ detik
Gelombang Transversal atau gelombang sekunder, merupakan gelombang amplitudo besar, dengan kecepatan 4 – 7 km/detik
Homoseista : garis khayal yang menghubungkan tempattempat mempunyai waktu yang sama dalam menerima gempa.
Isoseista : garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai kekuatan gempa yang sama, atau kerusakan yang sama.
Plestoseista : wilayah sekitar episentrum yang mempunyai kerusakan paling parah.
Alat pengukur gempa :
 - Seismograf Vertikal    - Seismograf Horizontal
      


Pengertian Pelapukan
Pelapukan adalah proses proses perubahan komposisi dan pemecahan batuan atau material lainnya yang terjadi di atas permukaan bumi akibat adanya proses fisika, kimia, dan biologi. Pelapukan merupakan suatu proses alami yang bekerja menghancurkan batuan menjadi tanah. Proses pelapukan menghancurkan dan melarutkan mineral batuan menjadi tanah ini ditunjang oleh faktor-faktor seperti waktu, jenis batuan, topografi, organisme, dan iklim. Adapun agen yang berperan di antaranya adalah air, es, asam, garam, tanaman, hewan, dan perubahan suhu.
Macam Macam Pelapukan
Berdasarkan agen yang berperan dalam prosesnya, pelapukan dapat dibedakan menjadi 3 macam. Macam-macam pelapukan tersebut adalah pelapukan fisika, pelapukan kimia, dan pelapukan biologi. Di alam, ketiga jenis pelapukan tersebut bekerja secara bersama-sama, meskipun mungkin salah satu di antaranya lebih dominan dibanding jenis pelapukan lainnya. Berikut ini penjelasan dari macam-macam pelapukan tersebut.
1. Pelapukan Fisika dan Contohnya
 Pelapukan fisika atau sering pula disebut pelapukan mekanik adalah proses pelapukan batuan yang diakibatkan adanya pengaruh faktor fisik pada batuan. Faktor yang paling dominan dalam macam pelapukan ini adalah suhu udara, tekanan, dan kristalisasi garam. Jenis pelapukan ini hanya dapat ditemukan di daerah beriklim ekstrim, seperti daerah subtropis, daerah gurun, pesisir pantai, dan daerah dengan topografi curam.


Beberapa contoh pelapukan fisika yang dapat kita jumpai di bumi antara lain:
⦁ Melapuknya batuan di gurun akibat perubahan cuaca harian secara ekstrim. Suhu udara yang tinggi pada siang hari membuat batuan memuai, kemudian di malam harinya suhu udara turun dan membuat batuan mengkerut. Proses ini terjadi berulang-ulang dan memungkinkan ikatan mineral dalam batuan mengalami pelemahan sehingga batuan hancur menjadi beberapa bagian.
⦁ Kristalisasi air garam pada batuan di ekosistem pantai. Kristalisasi air garam pada pori batuan di sekitar ekosistem pantai akan menekan batuan secara endogen sehingga memungkinkan batuan pecah.
⦁ Longsor batuan di daerah topografi curam. Longsor terjadi akibat adanya tekanan tinggi pada lapisan batuan bawah. Tekanan tersebut menyebabkan ikatan antar batuan melemah dan terlepas satu sama lain.
 2. Pelapukan Kimia dan Contohnya
Pelapukan kimia adalah proses pelapukan yang diakibatkan perubahan struktur kimiawi pada batuan melalui reaksi tertentu. Adapun reaksi yang terjadi pada proses pelapukan tersebut ada 3 macam, yaitu solution, hidrolisis, dan oksidasi. Contoh pelapukan kimia melalui ketiga reaksi tersebut antara lain:
⦁ Proses pelarutan batuan kapur gamping akibat reaksinya terhadap air.
⦁ Hidrolisis air hujan mengakibatkan naiknya tingkat keasaman di sekitar batuan. Ion H+ memungkinkan terjadinya korosi pada batuan.
⦁ Oksidasi pada batuan yang kaya mineral besi memungkinkan ikatan mineral di permukaan batuan jadi lemah dan terutai.

3. Pelapukan Biologi dan Contohnya
 Pelapukan biologi atau sering pula disebut pelapukan organik adalah proses pelapukan batuan yang dilakukan oleh organisme melalui aktivitasnya di sekitar lingkungan batuan tersebut. Adapun organisme yang berperan dalam macam pelapukan ini bisa berupa hewan, tumbuhan, jamur, bakteri, hingga manusia.

Proses pelapukan biologi melibatkan 2 cara, yaitu cara biokimia dan cara mekanis. Berikut ini adalah contoh pelapukan biologi melalui 2 cara tersebut.
⦁ Tumbuhnya lumut di permukaan batuan memungkinkan batuan mengalami degradasi. Lembabnya permukaan batuan akibat proses penyerapan akar serta tingginya pH di sekitar permukaan batuan tersebut akibat ekskresi sisa metabolisme lumut membuat permukaan batuan mengalami korosi.
⦁ Penetrasi akar tumbuhan ke dalam sela-sela batuan menekan batuan sehingga mengalami perpecahan.

 

© 2023 by Name of Site. Proudly created with Wix.com

  • Facebook Social Icon
  • Twitter Social Icon
  • Google+ Social Icon
bottom of page